Pura Besakih
Pura Besakih – merupakan sebuah pura besar dan megah yang berada di Pulau Bali. Lokasi Pura Besakih ini berada di Desa Besakih, Kecamatan Rendang. Tepatnya terletak di lereng bagian barat daya dari Gunung Agung, atau saat ini menjadi gunung tertinggi yang berada di Bali.
Berdasarkan laman resmi Pemerintah Kabupaten Karangasem, menyatakan bahwa Pura Besakih sengaja didirikan di desa yang dianggap suci. Sebab keberadaannya yang cukup tinggi atau biasa dikenal dengan sebutan Hulundang Basukih. Setelah itu berubah nama menjadi Desa Besakih.
Sejarah Pura Besakih
Sejarah Pura Besakih ini bermula dari perjalanan seorang Rsi Markandeya, merupakan seorang pendeta Hindu Siwa Tattwa yang berasal dari negara India bagian Selatan. Beliau memijakan kaki pertama kalinya di Bumi Nusantara pada awal abad ke 8 masehi di Gunung Dieng yang termasuk dalam sebuah Kerajaan Mataram Kuno dengan pemimpinnya bernama Raja Wangsa Sanjaya.
Sebagai seorang pertapa, Rsi Markandeya melakukan sebuah tapa brata di daerah tersebut. Akan tetapi, ketika melakukan pertapa beliau banyak diganggu oleh makhluk halus. Karena kejadian tersebut beliau pun memutuskan untuk pergi dan beranjak menuju arah timur dan tiba di sebuah lereng Gunung Raung.
Di Gunung Raung tersebut, dia kembali melakukan pertapaan. Di tempat ini Sang Rsi Markandeya memperoleh sebuah wahyu berupa suara yang berasal dari makhluk halus dan pancaran sinar terang yang tampak di bagian timur. Dari situ terlihat deretan pegunungan yang berjajar memanjang ke arah barat menuju arah timur.
Pulau bagian timur Jawa atau biasa dikenal dengan Pulau Bali tampak memanjang dari kejauhan. Sebagian pelaut mengira bahwa Pulau Bali ini panjangnya menyatu hingga menuju Nusa Tenggara. Begitu pula dengan Rsi Markandeya Purana yang menyatakan bahwa pulau tersebut dikenal dengan sebutan Nusa Dawa atau Pulau Panjang.
Di Pulau Panjang atau Nusa Dawa ini beliau memperoleh wangsit bentuk merambah menuju hutan. Berdasarkan wahyu yang didengar dan dilihatnya, Rsi Markandeya datang menuju Bali dengan menyeberangi selat Bali.
Sang Rsi menuju ke Pulau Bali bersama para pengikutnya yang berjumlah 400 orang. Di perjalanan menuju ke arah gunung Tohlangkir atau yang saat ini dikenal dengan Gunung Agung beliau tiba di lereng gunung yang masih hutan belantara tersebut bersama Sang Rsi.
Kemudian para pengikutnya mulai melakukan perambahan hutan untuk membuka lahan sebagai tempat pertanian. Akan tetapi, misi tersebut tidak berhasil sebab banyak dari para pengikut Sang Rsi yang meninggal akibat sakit, kejadian mistis, dan ada pula yang dimangsa oleh binatang buas.
Sebagai seorang pendeta Hindu, Rsi Markandeya mengetahui bahwa daerah perambahan tersebut mempunyai kekuatan misterius yang menguasai wilayah tersebut. Kemudian Rsi Markandeya kembali lagi ke gunung Raung untuk melakukan tapa dan meminta petunjuk kepada Sang pencipta.
Seusai meminta tersebut beliau memperoleh suatu wangsit untuk melakukan upacara sebelum melakukan perambahan hutan yang berada di lereng Gunung Pulau Dawa tersebut. Lalu, Rsi Markandeya pun kembali lagi ke Pulau Dawa dengan membawa pengikut sebanyak 400 orang dari Desa Aga atau penduduk kaki gunung Raung.
Akan tetapi, sebelum melakukan pekerjaan beliau melaksanakan upacara ritual dan menanam 5 buah unsur logam atau panca datu, terdiri dari perak, emas, perunggu, tembaga, besi, dengan disertai Mirah Adi atau permata utama terlebih dahulu. Supaya mendapatkan keselamatan selama melakukan pekerjaan merambah hutan di lereng Gunung Agung. Ternyata setelah melakukan upacara ritual dan menanam tersebut pekerjaan merambah hutan ini tidak mengalami sebuah bencana apapun.
>>> Baca Juga : Paket Tour Bulan Madu Bali.
Setelah dirasa cukup kegiatan merambah hutan pun selesai. Kemudian, tanah ini dibagikan kepada para pengikutnya, baik itu merupakan bangunan rumah, sawah, tegalan dan lain sebagainya. Ketika Sang Rsi Markandeya berada di ketinggian gunung Tohlangkir, beliau menyadari bahwasanya Pulau Dawa ini tidak sepanjang yang dipikirkan sebelumnya.
Lalu, diganti nama tersebut dengan nama “Bali” atau berasal dari kata “wali” yang berarti bahwa persembahan suci. Pada masa sekarang ini persembahan suci atau upacara suci.
Selanjutnya kawasan Tohlangkir ini dikembangkan dan diberikan nama Besuki. Hingga akhirnya berubah menjadi Besakih artinya selamat. Sementara, di tempat Rsi Markandeya melakukan upacara persembahan dan menanam 5 elemen logam atau panca datu tersebut dikenal dengan nama Pura Besakih. Mulanya bangunan ini merupakan pelinggih, kemudian dibangun pura bernama besakian. Setelah itu, pura tersebut terus berkembang, pembangunan dilakukan secara bertahap, hingga menjadi sebuah kompleks pura terbesar yang saat ini dinamakan dengan nama Pura Besakih.
Jadi dapat diketahui bahwa sejarah Pura Besakih berhubungan dengan kedatangan Rsi Markandeya ke Bali dan dapat disimpulkan bahwa besakih sebagai tempat pertama leluhur orang-orang di Bali memijakan kakinya di Bali. Sehingga pura Besakih adalah salah satu pura tua dan kuno yang berada di Pulau Bali.
>>> Baca juga : Paket Tour Nusa Penida.
Keunikan Pura Besakih
Pura Besakih adalah salah satu tempat beribadah masyarakat Hindu yang berada di Pulau Bali. Keunikan Pura Besakih ada pada bangunan di dalamnya yang memiliki lebih dari satu pura. Membuat Pura Besakih sebagai pura yang paling besar di wilayah Indonesia. Sekaligus sebagai objek wisata di Bali yang sangat ikonik.
Pura ini seringkali disebut juga Pura Agung Besakih. Di dalam tempat pura ini terdapat satu pusat pura bernama pura penataran agung besakih dengan dikelilingi oleh 18 pura. Lalu, terdapat pula Pura Basukian yang dikelilingi 17 pura. Guna masuk ke dalam pura ini Anda perlu melalui anak tangga yang cukup banyak dan tinggi. Anak tangga tersebut berada di gerbang besar dari pintu masuk menuju pura Agung besakih.
Sebagai sebuah pura terbesar di pulau Bali, tempat suci ini menjadi pusat untuk melakukan segala kegiatan keagamaan. Di tempat wisata yang ada di Pulau Bali memiliki nuansa religius. Hal ini terjadi karena sangat banyak sebuah bangunan atau tempat persembahyangan atau biasa dikenal dengan sebutan pelinggih, serta sekaligus menjadi pusat Pura Besakih. Tidak banyak yang tahu bahwa Pura Besakih ini dulunya adalah sebuah hutan belantara.
Harga Tiket Masuk Pura Besakih
Untuk bisa mengunjungi objek wisata ini, anda akan dikenakan biaya tiket masuk yang tergolong relativ murah.
KATEGORI | HARGA |
---|---|
Dewasa | 30.000 |
Anak | 15.000 |
Parkir Motor | 5.000 |
Parkir Mobil | 10.000 |
Rute Menuju Pura Besakih
Rute menuju Pura Besakih ini bisa anda tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan memerlukan waktu kurang lebih selama 2 jam. Berikut ini merupakan rute menuju Pura Besakih, yaitu Dari Bandara Udara Internasional Ngurah Rai rute menuju Pura Besakih ini memerlukan waktu selama 1 jam 46 menit. Dengan jarak tempuh berkisar 66 km. Melalui Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.
Alamat | Jl. Gunung Mas No.Ds, Besakih, Kec. Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali 80863 |
Maps | https://goo.gl/maps/iEyRCnB1YsuNdn4P6 |
Telpon | – |
Di sepanjang jalan Bandara Ngurah Rai, lalu ambil Jalan By Pass Ngurah Rai dan Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra menuju Jalan Raya Besakih di Menanga. Dari Keduhung Besakih menuju Jalan Raya Menanga Besakih.
Untuk bisa menuju kawasan Besakih, sayangnya saat ini tidak tersedia angkutan umum yang memadai untuk mengantarkan para wisatawan menuju Pura yang berada di bawah kaki Gunung Agung ini. Anda tetap harus menggunakan kendaraan pribadi untuk bisa mengunjungi objek wisata ini.
Untuk itu anda bisa menyewa kendaraan seperti sewa mobil di Bali dengan supir untuk membantu anda liburan di Bali, tentunya tenaga supir dari kami merupakan orang pilihan yang berpengalaman di bidang jasa wisata di Bali.
Nah, itulah beberapa informasi terkait Pura Besakih, mulai dari sejarah, keunikan hingga rute menuju Pura Besakih. Semoga informasi tentang Pura Besakih ini dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembacanya.
Objek wisata di sekitar
Di sekitar pura ini juga terdapat beberapa destinasi objek wisata yang bisa di kunjungi oleh para wisatawan yang sedang berkunjung antara lain :
- Taman Edelweis, merupakan sebuah taman pepohonan Edelweis yang sangat rimbun. Taman ini berada di kaki Gunung Agung tentunya memiliki hawa yang cukup sejuk sehingga membuat para wisatawan betah menikmati taman ini.
- Kintamani, ialah sebuah kawasan di Kabupaten Bangli Bali yang memiliki keindahan Gunung Batur dan Danau Batur yang menawan. Di kawasan ini anda bisa mengunjungi Desa Pinggan dan juga Desa Trunyan yang memiliki keistimewaan mengenai orang yang meninggal tidak di kubur melainkan di letakan di bawah pohon tarumenyan.
- Rafting Telaga Waja, cocok untuk anda yang suka dengan aktivitas menantang dan memacu adrenaline anda. Anda bisa menikmati keindahan kawasan Kabupaten Karangasem yang memiliki alam indah sembari menikmati arung jeram dengan grade level 3. Terlebih lagi airnya yang begitu sejuk dan bersih.
Pertanyaan mengenai mengenai Pura ini.
Menurut prasasti yang menyebutkan bahwa Pura Besakih dibangun pada tahun 1284 oleh Rsi Markandeya.
Rsi Markandeya merupakan putra dari Merkandu dan Marudmati. Ia diagungkan sebagai pemuja Dewa Siwa dan Wisnu, serta disebutkan beberapa kali dalam kisah-kisah Purana